Merdeka.com - Partai Gerindra tidak percaya dengan hasil quick count Pilgub Jabar dari lembaga survei. Salah satu alasannya, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dijadikan sampel penelitian masih belum cukup untuk dijadikan rujukan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala IT Tim Pemenangan Internal Gerindra, Rizaldy Danar Priambodo saat menggelar konferensi pers di Kantor DPW Gerindra Jabar, Kamis (28/6).
Ia memberi gambaran, berdasarkan hitung cepat ini Litbang Kompas, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dinyatakan menang dalam hitung cepat Litbang Kompas dengan 32,54 persen.
Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 12,2 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 29,53 persen dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi: 25,72 persen.
Dalam survei itu, lembaga tersebut mengambil 400 sampel TPS dengan metode pemilih sampel stratified sistematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.
Adapun simpangan kesalahan (margin of error) 1 persen. Artinya, hasil survei bisa bertambah atau berkurang sekitar 1 persen. Mereka menulis bahwa survei ini memiliki tingkat kepercayaan 99 persen.
Lalu, Quick count dari lembaga SMRC Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dinyatakan memperoleh 32,26 persen. Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 12,77 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, 29,58 persen dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 25,38 persen.
Populasi dalam quick count ini adalah seluruh pemilih sah yang datang ke 300 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jawa Barat. Sampel dipilih menggunakan metode stratified cluster random sampling dengan margin of error plus minus 1 persen dan tingkat kepercayaan 99 persen.
Sedangkan Quick count Populi Center Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dinyatakan menang dengan 33,23 persen, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 12,45 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 28,73 persen dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 25,59 persen.
Populi Center menggunakan sampel dari 600 tempat pemungutan suara (TPS) yang ditarik dari populasi seluruh TPS. Metode yang digunakan yakni simple random sampling dengan margin of error plus minus 1 persen.
Quick count versi LSI Denny JA, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dinyatakan menang dengan 32,98 persen Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 12,98 persen, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 27,98 persen dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 26,07 persen.
LSI Denny JA mencatat voter turnout (VTO) mencapai 69,14 persen. Adapun margin of error 1 persen.
"Dari rilis hasil quick count dari beberapa lembaga survei tersebut, kita mendapatkan beberapa catatan. Margin of error dari quick count yang dilakukan lembaga-lembaga survei tersebut adalah pada angka 1%. Hal ini merupakan suatu kejanggalan," katanya.
Ia menjelaskan, dengan populasi TPS di Jawa Barat yang berjumlah 74.942 TPS, untuk mendapatkan hasil dengan 99% confidence level dan 1% margin of error, maka dibutuhkan 13.618 TPS sebagai sampelnya.
"Jumlah TPS yang dijadikan sampel bagi lembaga-lembaga survei tersebut hanya berkisar antara 300-600 TPS. Untuk 99% confidence level, jumlah sampel 300 TPS artinya margin of error akan berada pada angka 7%, dan sampel 600 TPS artinya margin of error nya 5%," jelasnya.
Maka dari itu, dia menyebut ada dua kemungkinan, yakni ada kekeliruan dalam pemberitaan atau memang publik sengaja diarahkan dengan info yang menyesatkan.
Selain itu, hasil quick count yang dirilis tersebut tidak mencerminkan hasil-hasil survei yang dirilis sebelumnya. Pada masa kampanye, mereka memprediksi pilgub Jabar hanya kontes antara Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi saja.
Faktanya, perolehan Sudrajat-Ahmad Syaikhu melejit, berbeda posisi sangat tipis (neck to neck) dengan Ridwan Kamil. "Bagaimana kami bisa mempercayai lembaga-lembaga survei yang mempunyai nama tenar ini?," terangnya.
Dengan demikian, Ridwan Kamil dan Sudrajat terpaut sangat tipis, hanya di kisaran 1-3%, di bawah margin of error 7% atau 5%.
"Artinya, secara keilmuan belum dapat diketahui siapa pemenang Pilgub Jabar," ujarnya.
Diklaim lebih bisa dipercaya, ini hasil survei internal Asyik
Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) menang tipis dengan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dalam survei yang dilakukan tim Gerindra. Mereka mengklaim metode sampel yang digunakan dalam penelitian lebih bisa dijadikan rujukan.
Survei dilakukan oleh dua tim. Hasil dari tim pertama, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 30,44%, TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) 12,88%, Sudrajat-Syaikhu (Asyik) 30,69% dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (DeddyDedi) 25,99%. Jumlah sampel sebanyak 1.200 TPS dan margin of error 4% pada confidence level 99%.
Hasil dari survei tim kedua, Rindu 30,6%, Hasanah 13,66%, Asyik 31,72% dan Deddy-Dedi 24.02%. Jumlah sampel sebanyak 1.200 TPS dan margin of error 5% pada confidence level 99%.
Rizaldi mengatakan, survei internal lebih bisa dipercaya karena jumlah TPS yang dijadikan sampel yang digunakan lebih ideal dibagi lembaga-lembaga survei lain yang hanya berkisar antara 300-600 TPS.
Pasalnya, untuk memperoleh 99% confidence level, jumlah sampel TPS sebanyak 300-600 bisa menghasilkan margin of error pada angka 7% atau 5%.
"Sehingga kami memutuskan bahwa hasil yang diperoleh oleh tim kami lebih terpercaya dibanding lembaga-lembaga survei yang lain," ucapnya.
Meski unggul tipis berdasarkan survei internal, tim Asyik memilih untuk tidak melakukan perayaan dan menunggu rekapitulasi suara di KPU Jawa Barat.
Di tempat yang sama, Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Barat Mulyadi mengaku diungkapnya hasil survei internal ini bukan bermaksud untuk membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
Mulyadi ingin memberi pembelajaran politik agar tidak dinodai oleh kecurangan dan mengingatkan pihak lain untuk tidak terburu-buru dalam mengklaim hasil Pemilu Gubernur Jawa Barat.
"Meski kami juga punya hasil quick count, tapi kami tidak mengklaim kemenangan. Kita bukan tidak ingin kalah, tapi penting bagi kita untuk meng-counter opini-opini yang sedang jalan. Hasil pilgub akan jelas setelah KPU ketuk palu. Mari kita tunggu hasil penghitungan resmi dari KPU," katanya.
Sekretaris Pemenangan Asyik, Bucky Wikagoe, mengkritisi sikap kandidat lain yang sudah memberi ucapan selamat kepada Ridwan-Uu. Menurutnya hal ini terlalu dini karena hasil penghitungan resmi di KPU masih dimulai.
"Seorang pemimpin dibutuhkan cara berpikir lebih dewasa dan menunggu proses. Quick count bukan hasil final," katanya.
Dia memastikan pihaknya akan mengawal seluruh form C1 yang merupakan hasil rekapitulasi suara resmi di tingkat TPS.
"C1 kami aman, dari semua saksi di TPD. Saat ini kami sedang tabulasi, rekap manual," katanya. [rzk]
Let's block ads! (Why?)
https://www.merdeka.com/politik/tak-percaya-hasil-quick-count-gerindra-sebut-survei-internal-menangkan-asyik.html