Rechercher dans ce blog

Friday, September 14, 2018

Bantah intervensi Eni, Setnov berdalih ingin tahu ada tidaknya uang suap ke partai

Merdeka.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menepis anggapan telah mengintervensi mantan Wakil Ketua Komisi VII yang juga kader Golkar, Eni Maulani Saragih terkait proses penyidikan kasus suap PLTU Riau-1. Terpidana korupsi proyek e-KTP itu berkilah hanya mengonfirmasi ada tidaknya aliran dana yang diterima Eni ke partai Golkar.

BERITA TERKAIT

"Enggak ada (intervensi). Saya cuma tanya apakah benar ada dana dari partai. Apakah benar masuk munaslub," ujar Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (14/9).

Novanto melanjutkan, saat itu Eni menjawab bahwa ada kucuran uang dari proyek senilai USD 900 juta yang mengalir ke partai berlambang pohon Beringin itu. Mantan Ketua DPR itu kemudian menanyakan bukti uang masuk ke partai yang sempat dipimpinnya.

"Saya biar bagaimana pun prihatin lah sama Partai Golkar," ucapnya.

Bantahan tersebut menjawab adanya dugaan intervensi yang dilakukan Novanto kepada Eni. Dugaan itu diutarakan kuasa hukum Eni

"Pak SN (Setya Novanto) berupaya mempengaruhi kesaksian Bu Eni," kata Pengacara Eni, Fadli Nasution saat dikonfirmasi, Senin (10/9).

Menurut Fadli, mantan Ketum Golkar itu juga meminta Eni Saragih agar tidak membuat keterangan soal perannya dalam kasus PLTU Riau-1. Padahal, kata dia, Novanto merupakan pihak yang mengenalkan Eni dengan pemilik PT Blackgold Natural Insurance Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo serta memerintahkan Eni mengawal proyek tersebut.

"Pak SN minta bu Eni tidak membuat keterangan di BAP ( Berita Acara Pemeriksaan) tentang peran pak SN dalam proyek PLTU Riau-1. Padahal beliau pelaku utamanya bersama-sama dengan Pak Kotjo (Johannes Budisutrisno Kotjo, pemilik PT Blackgold Natural Insurance Limited)," jelas Fadli.

Sebelumnya, Eni mengaku didatangi Setya Novanto di Rutan KPK. Eni menuturkan Novanto menyampaikan sejumlah hal yang membuatnya tak nyaman.
"Yang pasti sudah saya sampaikan kepada penyidik, ya memang apa yang disampaikan oleh Pak Novanto membuat saya kurang nyaman," kata Eni Saragih di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan, Jumat 7 September 2018.

Sebagai informasi, Eni pernah mengatakan, mendapat perintah dari Setya Novanto untuk mengawal proyek pembangunan PLTU Riau-1. Eni juga mengaku mengenal pengusaha Johannes B Kotjo hingga Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir, melalui Novanto.

"Apa perintah-perintah dari tentunya bermula dari sebelum saya kenal Pak Kotjo, ya itu perintah dari Pak Setya Novanto," kata Eni usai diperiksa di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan, Rabu 5 September 2018.

Pada kasus ini, KPK baru menetapkan tiga orang tersangka, yakni Eni Maulani Saragih, pemilik Blackgold Natural Insurance Limited Johanes Budisutrino Kotjo, dan mantan Sekjen Golkar Idrus Marham. Idrus diduga secara bersama-sama dengan Eni menerima hadiah atau janji dari Johanes terkait kasus ini.

Idrus disebut berperan sebagai pihak yang membantu meloloskan Blackgold untuk menggarap proyek PLTU Riau-1. Mantan Sekjen Golkar itu dijanjikan uang USD 1,5 juta oleh Johanes jika Johanes berhasil menggarap proyek senilai USD 900 juta itu.

Eni sudah mengakui sebagian uang yang diterimanya sebesar Rp 2 miliar dari Kotjo digunakan untuk keperluan Munaslub Golkar. Namun, Eni tidak menyebut secara pasti jumlah uang suap yang masuk ke kegiatan partainya. Eni juga mengaku hanya menjalankan tugas partai untuk mengawal proyek PLTU Riau-1. [noe]

Let's block ads! (Why?)

https://www.merdeka.com/peristiwa/bantah-intervensi-eni-setnov-berdalih-ingin-tahu-ada-tidaknya-uang-suap-ke-partai.html

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

This North Texas city has asked large trucks to avoid its quaint downtown. They come anyway - Yahoo News

ragamnyakabar.blogspot.com Glen Rose’s downtown — lined with boutiques, antique shops, bookstores and cafes in early 20th century building...

Postingan Populer