Rechercher dans ce blog

Sunday, May 6, 2018

Merajut Cilacap dari masa silam hingga kini

Merdeka.com - Menjelajahi sekaligus memaknai berbagai sisi kebudayaan Kabupaten Cilacap menjadi visi utama Gelar Kebudayaan Cilacap 2018. Ratusan pegiat seni asal Cilacap dilibatkan dalam agenda bertajuk 'Rajutan Cilacap Masa Lalu dan Kini' digelar di areal Gedung Dwijaloka Cilacap, dari Sabtu (5/5) sampai Minggu (7/5).

BERITA TERKAIT

Gelar Kebudayaan dikemas dalam pameran kepurbakalaan mulai dari peta kuno Cilacap di masa kolonial Hindia Belanda sampai barang-barang pusaka di antaranya keris, kenthongan dan prasasti. Bangunan-bangunan bersejarah di atas usia 50 tahun diabadikan lewat seni fotografi. Sedang seni kontemporer diwakili pameran 18 pelukis, juga pertunjukan seni kolaboratif pekeliran Jawa dan teater bertajuk "Karna Tanding".

Tak ketinggalan pula Dewan Kesenian Cilacap (DKC) yang difasilitasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Cilacap mengapresiasi seni tradisional lewat pertunjukan ebeg dan cokekan. Sedang pembacaan pertumbuhan kebudayaan Cilacap dibahas dalam sarasehan budaya.

Ketua DKC, Imam Yudianto mengatakan latar belakang Gelar Kebudayaan Cilacap 2018 untuk mempertemukan keberagaman ekspresi kebudayaan di Cilacap. Kebudayaan mencakup segala kenangan masyarakat Cilacap berhubungan dengan lingkungan sekitarnya yang terlihat dari benda purbakala semacam Lumpang Alu dari abad ke-9, pusaka semisal keris sampai arsitektur bangunan kuno. Selain itu juga ditampung ekspresi kebudayaan di masa kini yang tertuang dalam berbagai karya lukisan serta seni kolaboratif.

"Intinya kami ingin menyatukan yang lampau dan kini. Meleburkan jarak antara tradisional dan modern," kata Imam Yudianto, Minggu (6/5).

Untuk kepurbakalaan, Imam menerangkan penyediaan naskah kuno dibantu oleh Arsip Daerah Kabupaten Cilacap. Sedang benda kepurbakalaan, didukung oleh beberapa warga Cilacap yang menjadi kolektor. "Jadi pameran kebudayaan ini tak hanya melibatkan seniman tapi juga warga Cilacap. Harapan kami kedepan acara ini berkesinambungan," imbuhnya.

Kabid Kebudayaan Dinas P & K Cilacap, Badruddin mengatakan mempertemukan kebudayaan masa silam dan masa kini Cilacap bukan perkara mudah. Gelar Kebudayaan Cilacap 2018 setidaknya menjadi langkah awal memperlihatkan ringkasan pertumbuhan budaya di Cilacap yang kompleks dan merentang ratusan tahun. Masyarakat Cilacap setidaknya bisa memahami kampung halamannya baik dengan menikmati pameran atau seni pertunjukan yang disajikan.

"Dari kegiatan ini, setidaknya bisa muncul apresiasi. Semoga berdampak pada khalayak luas bisa mengenal Cilacap lebih akrab," ujarnya.

Salah satu pertunjukan yang menarik dalam gelaran ini yakni Cokekan yang melibatkan ibu-ibu paruh baya memainkan irama musik dengan mengetukkan talu di lesung. Cokekan berkaitan dengan budaya agraris di mana tahun 1980-an terkait dengan seruan waktu berangkat ke sawah atau seruan berkumpul untuk menyemarakkan hajatan warga. Berbusana kebaya, bergelung seadanya, para ibu-ibu memainkan beberapa lagu diantaranya 'Jaran Kepang', 'Kopat Kopet' dan 'Dawet Ayu'. [lia]

Let's block ads! (Why?)

https://www.merdeka.com/peristiwa/merajut-cilacap-dari-masa-silam-hingga-kini.html

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

This North Texas city has asked large trucks to avoid its quaint downtown. They come anyway - Yahoo News

ragamnyakabar.blogspot.com Glen Rose’s downtown — lined with boutiques, antique shops, bookstores and cafes in early 20th century building...

Postingan Populer