Merdeka.com - Anggota Komisi III DPR dari fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengusulkan agar narapidana kasus terorisme dipindah ke lokasi yang jauh dari masyarakat. Semisal di pulau. Lokasi penahanan napi teroris harus mendapatkan penanganan super ketat. Mengingat aksi terorisme masuk kategori kejahatan luar biasa.
BERITA TERKAIT
Usulan ini menyikapi kerusuhan yang melibatkan narapidana teroris dan polisi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) malam. Akibat kerusuhan ini, lima anggota polisi dan 1 napi teroris tewas.
"Iya bisa nanti dipikirkan opsi-opsi berikutnya, apa ditaruh di pulau mana tentu dengan tingkat pengamanan lebih tinggi karena ini adalah narapidana terorisme kategori kejahatan luar biasa. Penanganan harus luar biasa," kata Masinton di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/5).
Masinton menilai, napi terorisme harus mendapatkan penanganan yang luar biasa karena mereka sangat terlatih.
"Ini kan bukan kriminal biasa, ya narapidana teroris ini kan orang-orang terlatih tentu tingkat kesulitan dan penanganannya harus ekstra hati-hati dan penanganannya harus dengan cara yang luar biasa," tegasnya.
Masinton juga meminta sistem pengamanan di Mako Brimob dievaluasi. Baik dari sisi petugas maupun tahanannya. Tujuannya agar kejadian serupa tak terulang kembali.
"Iya karena ini kejadian yang kedua kali, ricuh di rutan Mako Brimob dan itu melibatkan narapidana kasus teroris ini harus ditinjau kembali dan dievaluasi sistem pengamanan," ucapnya.
Setelah ini mereda, pihak kepolisian diminta memberikan penjelasan secara terbuka mengenai pemicu kerusuhan. Sejauh ini, Polri mengidentifikasi kerusuhan tersebut dipicu karena persoalan titipan makanan dari keluarga napi.
"Iya tentu, ini kan ada masalah. Baik itu dari segi komunikasi maupun juga ketidakpatuhan terhadap aturan di rutan begitu ya sehingga memunculkan kerusuhan itu, konflik itu," tuturnya.
Polri diminta mengusut akar permasalahan dari kerusuhan itu apakah benar hanya disebabkan persoalan makanan dari keluarga napi yang ditahan oleh petugas.
"Nah yang kita harapkan, nanti ini bisa diurai jelas dari dua peristiwa dari bulan November lalu dan sekarang dalam rentang enam bulan ini," tandas Masinton.
Diketahui, kerusuhan melibatkan narapidana teroris dan polisi pecah di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5) malam. Kepolisian menyebut insiden terjadi dipicu pembagian makanan dibawa keluarga narapidana.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Argo Prabowo Yuwono mengungkapkan peristiwa berawal setelah salah satu narapidana menanyakan makanan dibawa keluarganya usai waktu salat Maghrib. Pertanyaan itu lantas dijawab salah satu anggota Direktorat Tahanan Titipan (Tahti) bahwa titipan makanan tersebut dipegang oleh anggota lainnya.
Rupanya, jawaban petugas membuat napi tersebut meradang. Dia kesal hingga mengajak rekan-rekannya untuk melakukan kerusuhan.
"Napi tidak terima dan mengajak rekan-rekan napi lainnya untuk melakukan kerusuhan dari Blok C dan B. Lalu napi membobol pintu dan dinding sel," kata Argo. [noe]
https://www.merdeka.com/peristiwa/kerusuhan-di-mako-brimob-napi-teroris-diusulkan-ditahan-di-pulau.html
No comments:
Post a Comment