Merdeka.com - Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) memilih Norwegia sebagai mitra pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) lepas pantai atau offshore. Pembuatan fasilitas tersebut menelan biaya Rp 131,4 miliar.
BERITA TERKAIT
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Selamet Soebjakto mengatakan, KJA Offshore menggunakan teknologi dari Norwegia sudah berdasarkan lelang internasional. Negara tersebut dipilih karena berpengalaman telah berhasil melakukan budidaya perikanan di tengah laut, selain itu teknologi yang dimilikinya menjadi acuan standar internasional.
"Teknologi Norwegia. Di dunia Norwegia adalah the best untuk teknologi salmonnya. Kita belajar ke Norwegia," kata Slamet di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (27/4).
Slamet melanjutkan, peran Norwegia dalam membangun KJA Offshore tidak hanya sebatas pengadaan teknologi saja, tetapi memberikan rekomendasi penentuan letak KJA dan pembuatannya disesuaikan dengan kondisi alam di lokasi pembangun.
Norwegia juga berperan dalam manajemen budidaya, dari penebaran benih hingga proses panen ikan. Meski begitu, tenaga kerja lokal tetap digunakan dalam proyek percontohan ini.
"Pembangunan KJA ini menggunakan teknologi tinggi, kita pasang monitor untuk memantau ikan sehat atau tidak, kita bisa menseting outomatic fedder berapa lama penyeprotan pakannya, kita buat sistem, kemudian panen otomatis fish pump karena ini industri dalam 4 jam bisa sampai daratan, kemudian kapal kerja tugasnya membersihkan jaring-jaring," paparnya.
Menurut Slamet, meski menggunakan teknologi canggih, KJA Offshore buatan Norwegia harganya jauh lebih murah dibanding buatan lokal. Anggaran khusus pembuatan KJA Offshore saja, Norwegia membutuhkan dana Rp 7,9 miliar untuk 8 lobang keramba, sedangkan buatan nasional Rp 8,3 miliar.
"Kita sudah lelang, harganya lebih. murah dari Norwegia Rp 7,9 miliar untuk 8 lobang, kalau nasional Rp 8,3 miliar," katanya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, pembuatan KJA di tengah laut yang dilakukan instansinya sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan nelayan di Indonesia tidak hanya mengangkat ikan di lautan saja,tetapi melakukan budidaya dengan kapasitas industri.
"KKP membangun KJA Offshore sesuai visi Presiden, karena nelayan tidak hanya menangkap ikan saja tapi budidaya dengan kapasitas industri," kata Susi, di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (27/4).
KJA Offshore dibangun di tiga wilayah, yaitu perairan Kabupaten Pangandaran, Jepara Karimun Jawa dan Sabang, masing-masih wilayah terdapat delapan lubang keramba. Dari delapan lubang tersebut bisa menghasilkan 800 ton ikan.
"Percobaan di tiga Kabupaten Pangandaran, Jepara Karimun Jawa dan Sabang. Pertama pangandaran ditabur benih Pak Presiden sebanyak 1,2 juta ekor hasilnya dalam satu tahun 800 ton," tutur Susi.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com[did]
https://www.merdeka.com/uang/memilih-keramba-jaring-apung-offshore-buatan-norwegia-ketimbang-nasional.html
No comments:
Post a Comment