Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan, ide salat Tarawih akbar di Monas bukan berasal dari Pemprov DKI. Dia menyebut ide itu lahir dari kalangan ulama dan ustaz.
BERITA TERKAIT
"Masuk dari berbagai sumber ke kita, juga datang dari beberapa ustaz yang kita temui dan ini yang menarik adalah karena ada sebagian yang menyatakan bahwa ada satu kebersamaan tersendiri kalau di Monas," kata Sandiaga di Gedung Indosat, Jakarta, Senin (21/5).
Menurut Sandi, beberapa ulama yang meminta Tarawih akbar di Monas juga ikut menyampaikan alasan memilih Monas untuk tempat ibadah. Salah satunya karena Monas menarik jika diunggah di media sosial.
"Terutama ustaz-ustaz yang muda (Monas) ini sangat instagramable. Sangat mempersatukan dan instagramable," kata Sandi
Hanya saja, Sandi enggan menyebutkan nama ustaz yang meminta salat tarawih di Monas. Dia takut memecah belah. "Ini (pertanyaan) memecah belah ini bagian dari silaturahim yang bukan memersatukan tapi memecah belah," ucapnya.
Akhirnya, Sandiaga memutuskan membatalkan rencana tarawih Monas itu dan akan melaksanakan saran ulama untuk melakukan tarawih di Masjid Istiqlal.
"Pak Gubernur sampaikan tentunya kita harus mengikuti apa yang diinginkan oleh para ulama. Tadi sudah kita koordinasikan dengan teman teman di NU, Muhammadiyah, MUI akhirnya setelah pertimbangkan kita akan ikuti saran dari ulama. Kita lagi coba berkoordinasi dengan masjid istiqlal apakah bisa melakukan koordinasi supaya kita puasa dan tarawihnya bisa di Masjid Istiqlal," jelas Sandiaga.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com [noe]
No comments:
Post a Comment