Rechercher dans ce blog

Saturday, September 15, 2018

Menengok kegiatan Gus Miftah, sulap lantai dansa jadi tempat ceramah

Merdeka.com - Adzan magrib berkumandang saat KH Miftah Maulana Habiburrahman atau kerap disapa Gus Miftah datang ke Boshe VVIP Club Yogyakarta, Kamis (14/9) kemarin. Pria berumur 37 tahun ini kemudian meminta izin untuk salat maghrib berjamaah dahulu sebelum memulai pengajian.

BERITA TERKAIT

Sedangkan di dalam Boshe nampak beberapa pegawai memersiapkan acara pengajian. Ruang tempat biasa para cluber melantai, disulap menjadi tempat untuk pengajian. Tak banyak perubahan dalam dekorasi hanya lampu ruang yang biasanya remang-remang dibuat menjadi terang benderang. Lagu-lagu berirama cepat yang memancing orang untuk berjoged yang biasa diputar berganti dengan lagu-lagu bernada Islami.

Tak lama berselang, puluhan pekerja malam pun berdatangan. Ada banyak pekerja malam yang memilih menggunakan jilbab maupun peci saat mengikuti pengajian yang dipimpin oleh pemilik Ponpes Ora Aji tersebut. Setelah rampung menunaikan shalat Magrib, Gus Miftah pun kemudian naik ke panggung dan memulai pengajian.

Diawal pengajian, Gus Miftah sempat menyinggung viralnya video saat dirinya tengah mengisi pengajian di Boshe Bali. Gus Miftah mengatakan jika dirinya tak terlalu mengambil pusing dengan komentar dari para netizen.

Meskipun demikian, Gus Miftah mengaku sedikit tersinggung saat ada netizen yang menyebutnya pelacur berkedok agama dan mau melakukan pengajian di tempat hiburan malam karena tebalnya amplop yang diberikan.

"Saya tak masalah orang berkomentar apa. Itu saya anggap maha benar netizen dengan segala komentarnya. Tetapi saya sakit saat dibilang sebagai pelacur penjual agama yang berdakwah karena mendapatkan amplop yang tebal. Saya sama sekali tidak pernah menerima bayaran. Tombok malah sering," ujar Gus Miftah.

Gus Miftah juga menuturkan jika pro kontra yang muncul paska video berceramahnya viral di media sosial tak akan menyurutkan niatnya untuk berdakwah di klub malam.

"Ada yang bilang (video viral kemarin) memalukan. Lebih memalukan mereka yang melihat maksiat tapi tidak ada solusi," ungkap Gus Miftah.

Sementara itu, Titik Sugiarti selaku HRD Coorporate Boshe Yogya mengatakan bahwa kajian agama yang dilakukan oleh Gus Miftah sudah dilakukan sejak 2006 yang lalu. Biasanya, Gus Miftah mengisi kajian agama setiap dua minggu sekali.

"Sudah sejak 2006 yang lalu. Sudah belasan tahun. Jadi bukan karena ada yang viral kemarin baru kita bikin pengajian. Pengajian ini rutin kami lakukan setiap dua minggu sekali. Untuk waktunya ngikut Gus Miftah kapan kosongnya," urai Titik.

Titik menjabarkan jika pihaknya tak pernah memaksa para pegawai di Boshe untuk ikut pengajian Gus Miftah. Semuanya dikembalikan kepada keinginan pribadi para pegawai.

"Owner kita berpesan walau kerja seperti ini jangan sampai kita melupakan Tuhan. Di sini bukan diwajibkan tapi kita kemauan masing-masing," ulas Titik.

Sedangkan menurut salah seorang pemandu karaoke di Boshe, Gaby (21) dirinya sengaja ikut pengajian Gus Miftah atas keinginannya sendiri. Bekerja di Boshe sejak dua tahun yang lalu, Gaby rutin mengikuti pengajian yang dipimpin oleh Gus Miftah.

"Kita juga pingin dapat pencerahan. Kita kerjanya malam, siang istirahat jarang dapat pencerahan. Sempat syok kalau liat komen-komen nya di video yang viral kemarin. mereka (netizen) menganggap seakan-akan pekerja malam itu pekerjaan yang hina dan tak layak ikut pengajian atau ingat Tuhan," keluh Gaby.

Gaby mengaku banyak hal dan dampak positif yang didapatnya dari mengikuti pengajian Gus Miftah. Dengan gaya bahasa yang kocak dan dekat dengan kehidupan para pekerja malam, ceramah Gus Miftah dianggap Gaby kerap mengena dan terngiang dalam pikirannya.

"Ya banyak yang didapat. Banyak pencerahannya lah. Kita kan juga punya keinginan tahu tentang agama. Ya berharapnya kegiatan ini bisa dicontoh di banyak tempat," tutup Gaby.

Usai menjawab beberapa pertanyaan dari peserta pengajian, Gus Miftah pun menutup acara. Gus Miftah lalu mengajak para peserta pengajian untuk bershawalat dan berdoa bersama.

Suasana khidmat, khusyuk nan religius dibalut lantunan suara shalawat pun terlihat dari pengajian tersebut. Tepat pukul 16.50, pengajian pun selesai. Para pekerja malam pun kemudian membubarkan diri dan kembali menjalani rutinitas pekerjaannya. [rhm]

Let's block ads! (Why?)

https://www.merdeka.com/peristiwa/menengok-kegiatan-gus-miftah-sulap-lantai-dansa-jadi-tempat-ceramah.html

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

This North Texas city has asked large trucks to avoid its quaint downtown. They come anyway - Yahoo News

ragamnyakabar.blogspot.com Glen Rose’s downtown — lined with boutiques, antique shops, bookstores and cafes in early 20th century building...

Postingan Populer