Merdeka.com - Pomona, startup advertising tech (adtech) pertama di Indonesia yang berfokus pada sales conversion untuk industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) menyatakan bahwa kini para pelaku industri FMCG dapat mengetahui tingkat penjualan produk dari aktivitas pemasaran yang dilakukan. Ini bisa dilakukan melalui inovasi teknologi yang dinilai dapat turut mengembangkan industri FMCG di Indonesia.
BERITA TERKAIT
Ide ini bermula dari gagasan Benz Budiman dan Ariawan Suwendi (CEO dan CTO Pomona yang juga merupakan para pendiri Pomona) yang tergerak atas tingginya permintaan para pelaku industri FMCG di Indonesia yang ingin mengetahui secara lebih akurat apa yang sebenarnya konsumen butuhkan. Di samping itu, para pelaku industri selama ini tidak dapat secara akurat mengetahui apakah aktivitas pemasarannya berujung pada transaksi atau sales. Padahal, menurut data dari eMarketer, dari total jumlah belanja iklan di Indonesia pada tahun 2017 yang berjumlah 15,2 miliar USD, atau sekitar 200 triliun rupiah, 61 persennya berasal dari industri FMCG.
"Pomona hadir dengan misi untuk turut berkontribusi dalam pengembangan dan kemajuan industri FMCG Indonesia dan juga para pelaku industri ini melalui inovasi teknologi untuk memberikan pandangan mengenai sales conversion atau tingkat penjualan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan pelaku industri FMCG. Inovasi ini menyasar celah dalam mengetahui sales conversion yang selama ini masih dilakukan dengan cara konvensional," ujar Benz Budiman saat jumpa pers di Hotel Artotel Thamrin, Kamis (2/8/2018).
Benz Budiman CEO dan juga pendiri Pomona saat jumpa pers 2018 Merdeka.comSebagai satu dari sekian banyak startup yang termasuk ke dalam kategori adtech, Pomona merupakan pionir dan satu satunya startup yang berfokus pada ranah sales conversion, di saat yang lain berlomba-lomba menggarap ranah awareness. Advertising Technology atau yang umum disebut sebagai adtech sendiri merupakan kategori dalam dunia startup yang melakukan digitalisasi dalam industri advertising atau periklanan.
Berbekal pengalaman salah satu pendiri Pomona, yakni Ariawan Suwendi, yang telah berkecimpung selama lebih dari 10 tahun dalam industri teknologi di Sillicon Valley, Pomona mampu untuk membantu menghubungkan para pelaku industri FMCG dengan konsumen dan memahami kebutuhan konsumennya secara lebih akurat, melalui teknologi yang digunakan.
"Pomona menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) dan Machine Learning serta mengimplementasikan Sales Call-to-Action tool pada platform omni-channel Pomona sebagai solusi yang lebih efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan tersebut," jelas Benz.
Teknologi OCR sendiri merupakan teknologi yang mengautomatisasi proses pembacaan struk menjadi lebih cepat, sedangkan machine learning dapat membantu menganalisa dan memverifikasi keakuratan dari data tersebut. "Kedua teknologi ini adalah teknologi yang diimplementasikan dalam platform omni-channel Pomona. Omni-channel sendiri merupakan konsep yang diusung Pomona yang menitikberatkan pada pengalaman konsumen dalam berbelanja menggunakan beragam saluran yang terintegrasi dan dapat memberikan kemudahan serta pengalaman bagi konsumen kapan dan di manapun," tambah Benz.
Tampilan Pomona 2018 Merdeka.com
Di samping manfaat yang Pomona tawarkan kepada para pelaku industri FMCG, Pomona juga hadir dengan membawa manfaat bagi para konsumen melalui teknologi yang dapat membuat konsumen memiliki gaya hidup yang lebih hemat. "Dengan hadirnya Pomona, kini konsumen bisa mendapatkan cashback dari setiap aktivitas belanjanya yang dilakukan, hanya dengan cara mengunggah foto struk pembelian ke platform Pomona. Cashback yang diperoleh ini dapat mengurangi beban biaya konsumen dalam berbelanja kebutuhan sehari-harinya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan lainnya," terang General Manager Marketing Communication PT Sinar Sosro, Devyana Tarigan. PT Sinar Sosro merupakan salah satu grup besar di industri FMCG di Indonesia yang sudah bekerjasama dengan Pomona.
Hal tersebut juga dipercaya berguna bagi industri FMCG, sebagai salah satu narasumber ahli dari industri FMCG pada konferensi pers tersebut. "Pemberian cashback yang dapat dicairkan dalam bentuk pulsa ataupun uang tunai ini, diharapkan dapat menstimulus minat beli masyarakat, sehingga dapat turut meningkatkan frekuensi belanja konsumen," terang Devyana.
Hal ini karena, menurut laporan terakhir dari lembaga riset konsumen terkemuka yaitu Nielsen dan Kantar Worldpanel Indonesia, menunjukkan data bahwa frekuensi belanja konsumen terhadap barang kebutuhan sehari-hari menurun dalam setahun terakhir, akibat dampak dari perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja yang cenderung lebih berhati-hati dalam mengatur pengeluarannya dengan memilih produk paket hemat dalam format yang lebih besar.
Kehadiran Pomona yang mendedikasikan diri dalam kategori startup adtech yang berfokus pada ranah sales conversion sejak akhir kuartal 4 tahun 2017 lalu ini, disambut baik oleh para pelaku industri FMCG di Indonesia, terbukti saat ini sudah terdapat ratusan produk yang bisa mendatangkan cashback untuk konsumen. Produk-produk tersebut terdiri dari produk yang termasuk ke dalam kategori seperti bahan makanan, personal care, produk kesehatan, snacks dan minuman, frozen food, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya.
Benz Budiman CEO dan jua pendiri Pomona saat jumpa pers 2018 Merdeka.comKonsumen bisa mendapatkan keuntungan berupa cashback mulai dari 20 persen dari harga produk dan juga dapat diakumulasi dengan promosi lain yang sedang berlangsung, hanya dengan mengunggah struk pembelian dari produk produk di atas, yang dibeli di berbagai retail yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Indomaret, Alfamart, Giant, Hypermart, Hero, Lawson, Lottemart, Circle K, Guardian, Watson, Century, dan lain-lain. Antusias masyarakat terhadap Pomona pun terus meningkat, tercatat hingga kini lebih dari 200,000 orang telah menggunakan Pomona. [hhw]
https://www.merdeka.com/teknologi/pomona-startup-adtech-pertama-di-indonesia-yang-fokus-sales-conversion-industri-fmcg.html
No comments:
Post a Comment