Merdeka.com - Bisa mendapatkan pengalaman pelatihan menjadi astronaut di National Aeronautics and Space Administration (NASA) tak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Nur Fitriana. Sebagai seorang guru SD Negeri Deresan, Sleman, Fitri demikian dia biasa disapa tak pernah membayangkan akan bisa berkunjung, mendapatkan pelatihan astronaut dan mencoba alat-alat di NASA.
BERITA TERKAIT
Bersama 118 peserta lain dari berbagai negara, Fitri menginap di sebuah asrama yang ada di Alabama, AS. Selama lima hari yaitu sejak 21 hingga 25 Juni, ke 118 peserta ini mendapatkan pelatihan dari NASA. Ke-118 peserta kemudian dibagi menjadi delapan grup. Masing-masing grup mendapatkan materi pembelajaran secara bergiliran.
"Kami bertemu dengan para astronaut beneran sejak hari pertama, yang kemudian beliau bercerita, membagikan bukunya langsung dengan fotonya langsung tanda tangan," ujar Fitri, Kamis (5/7).
Perempuan kelahiran Nganjuk ini menceritakan selama mendapatkan pelatihan di NASA, setiap hari selalu ada satu atau dua astronaut yang menemani. Para astronaut NASA yang telah menjalani berbagai misi pada tahun-tahun yang berbeda ini kemudian memberikan pelatihan.
"Misal misi Apollo ini tahun ini, jadi sampai orang perempuan (astronaut) itu sudah sepuh banget (sudah tua). Dia jadi astronaut waktu muda, tapi sampai saat ini jadi peneliti di NASA untuk membimbing astronaut baru," ungkap perempuan yang saat ini tinggal di Kotagede, Yogyakarta.
Fitri menguraikan materi pembelajaran di NASA yang diterimanya terdiri dari berbagai menu pembelajaran. Setiap 15 menitnya, lanjut Fitri materinya selalu berganti.
"Materinya seperti berkunjung ke museum, bertemu mekanik maupun penelitinya yang memberangkatkan para astronaut ke luar angkasa atau bulan. Tidak ada jarak di antara kami (peserta dengan astronaut). Pokoknya akrab dan menyenangkan suasananya," ucap Fitri.
Fitri mengungkapkan setiap peserta pelatihan juga diberi kesempatan untuk mengikuti simulasi keberangkatan ke luar angkasa. Sampai pendaratan ke bumi, dan saat simulasi pesawat jatuh ke sebuah danau.
"Di situ kami diajari bagaimana kami bekerja sama. Kami diajari menyeret pilot yang tewas ke tepian. Ada juga materi penugasan, seperti penerbangan sebuah roket yang berbahan dari plastik, koran, botol bekas dan telur. Roket diterbangkan dari ketinggian lantai 2 dan saat mendarat jangan sampai telur tersebut pecah," kenang Fitri.
Fitri menambahkan selama pelatihan, seluruh milik NASA boleh dipergunakan untuk pengetahuan. Bahkan oleh mentor juga disarankan untuk berani mencoba alat-alat milik NASA walaupun ada peserta yang takut pada ketinggian, panik pada keramaian, atau tak suka dengan ruangan yang sempit.
"Alatnya saya coba semua. Kalau tidak mencoba alat, rugi besar," pungkas Fitri. [cob]
https://www.merdeka.com/peristiwa/ogah-rugi-guru-sd-di-sleman-jajal-semua-alat-saat-diundang-ke-markas-nasa.html
No comments:
Post a Comment