Merdeka.com - Desa wisata di Jawa Tengah masih mengandalkan keelokan potensi alam karena dijadikan ajang swafoto. Sementara yang menjual seni budaya masih minim.
BERITA TERKAIT
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar), Urip Sihabudin, mengatakan hingga pertengahan tahun ini total ada sekitar 238 desa wisata di Jateng. Dari angka itu, yang aktif dan telah memperoleh surat keputusan dari para pimpinan daerahnya ada sekitar 147 desa wisata.
"Kita mengadakan Festival Desa Wisata 2018 untuk merangsang pengelola desa wisata berinovasi soal seni budaya," terangnya di Alun-alunn Bung Karno Ungaran, Kabupaten Semarang, Minggu (15/7).Festival ini digelar dua hari, Sabtu-Minggu (14-15/7).
Urip mengatakan, festival ini merupakan upaya realisasi dari hasil pertemuan dengan para pengelola serta pegiat desa wisata se-Jateng di Kabupaten Magelang pada 2017.
"Kami bersyukur, di Ungaran bisa berkumpul. Hanya dua yang belum jelas akan berpartisipasi atau tidak. Ini belum jelas, di pembukaan ini masih kosong stan nya, yakni perwakilan dari Kabupaten Jepara dan Karanganyar. Yang ada di sini adalah desa wisata terbaik di tiap daerahnya," jelasnya.
"Di satu sisi, semakin banyaknya desa wisata semakin menggembirakan bagi kami. Tetapi di sisi lain memprihatinkan. Itu dikarenakan rata-rata potensi yang ditunjukkan oleh desa wisata itu hampir sama atau sejenis," tuturnya. Urip khawatir, ketika mayoritas potensinya sama atau sejenis, berpeluang bisa saling mematikan. Terlebih ketika antar desa wisata jaraknya saling berdekatan.
Hal itu menurutnya yang perlu menjadi perhatian serius di tengah bermunculan desa-desa wisata.
"Kami sudah ada rencana dan ini sedang kami siapkan suatu peraturan daerah khusus tentang desa wisata. Nanti melalui Perda Provinsi Jawa Tengah tersebut, akan diatur baik itu konsep pengembangan potensi-potensi di tiap daerah. Termasuk juga mungkin syarat suatu desa menjadi desa wisata," tegasnya.
Karena itu, dia berharap ada diferensiasi antardesa wisata. Dengan begitu, akan ada persaingan sehat untuk menggaet wisatawan. Lebih lanjut, desa wisata akan mengarah ke filosofi sesungguhnya, yakni transformasi. Ketika pengunjung datang, yang dibutuhkan adalah detail tentang wisata itu.
"Jadi ini bisa membuat lama tinggal wisatawan jadi lebih panjang. Tidak hanya sambil lalu. Mereka bisa betah berlama-lama saat berwisata di suatu daerah," harapnya. [lia]
https://www.merdeka.com/peristiwa/memprihatinkan-potensi-desa-wisata-dinilai-monoton.html
No comments:
Post a Comment