Merdeka.com - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati kembali menegaskan bahwa kondisi APBN masih tetap terjaga sampai akhir April 2018. Ini sekaligus menjadi momentum positif untuk bisa menahan gempuran sentimen dari AS yang mempengaruhi pasar keuangan RI.
BERITA TERKAIT
Dipaparkan Sri Mulyani, hingga akhir April, defisit APBN sebesar Rp 55,1 triliun. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 72,2 triliun. Bahkan untuk keseimbangan primer mengalami surplus Rp 24,2 triliun, jauh lebih besar dibandingkan April 20q7 yang saat iru hanya Rp 3,7 triliun.
"APBN 2018 jauh lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu kita memiliki ruang fiskal apabila dibutuhkan dalam menjaga perekonomian kota dari gejolak yang berasal dari luar. Jadi APBN kita kuartal 1 cukup baik," kata Sri Mulyani di kantor Dirjen Pajak, Jumat (11/5).
Dari sisi penerimaan perpajakan, sampai April juga menunjukkan pertumbuhan sehat. Tercatat pemerintah telah mengumpulkan Rp 416,9 triliun, tumbuh 11,2 persen apabila sudah memasukkan Tax Amnesty (TA). Apabila tidak masukkan TA, maka penerimaan perpajakan pertumbuhannya mendekati 15 persen.
Kontribusi pertumbuhan pajak tersebut dari PPN yang tumbuh 4,1 persen dan PPH non migas yang mencapai 17,3 persen. "Selain itu, kita juga terima PPNBP dari SDA dan penerimaan cukai meningkat dibanding tahun lalu. Dengan demikian, kita optimis 2018 kita tetap bisa jaga APBN secara kredibel stabil, sustainable dan sehat," tegasnya.
Sementara dari sisi belanja, belanja K/L juga mengalami peningkatan. Sampai April 2018, APBN telah realisasi pembiayaan Rp 188,7 triliun atau 57,9 persen dari pagu pembiayaan 2018.
Sedangkan posisi SILPA sampai april tahun ini lebih tinggi Rp 133,6 triliun dibanding tahun lalu Rp 123,2 triliun. "Dengan demikian, posisi kas pemerintah dalam kondisi yang cukup memadai," Sri Mulyani mengakhiri.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com [idr]
https://www.merdeka.com/uang/sri-mulyani-klaim-apbn-2018-jauh-lebih-kuat-dibanding-tahun-lalu.html
No comments:
Post a Comment