Rechercher dans ce blog

Thursday, May 31, 2018

Polemik pohon palsu di trotoar MH Thamrin yang mengganggu

Merdeka.com - Sebagai tuan rumah, DKI Jakarta terus berbenah dan melakukan penataan di sejumlah titik menyambut perhelatan olahraga se-Asia, Asian Games. Sesuai jadwal, Asian Games akan dimulai Agustus 2018 mendatang.

BERITA TERKAIT

Salah satu program penataan yang sedang dilakukan yakni merevitalisasi trotoar di ruas jalan protokol seperti Jl MH Thamrin sampai Jl Sudirman. Selain dibuat nyaman untuk pejalan kaki, trotoar juga didesain ramah disabilitas.

Namun di tengah program revitalisasi trotoar yang berjalan, Pemprov DKI Jakarta mendapatkan kritik dari masyarakat pengguna jalan kaki. Sebabnya, di beberapa titik trotoar sepanjang Jl Thamrin dan Sudirman, dipasang pohon palsu.

Mungkin, peletakan pohon palsu itu untuk menambahkan kesan indah dan rindang. Namun sebagai masyarakat menilai keberadaan pohon palsu malah mengganggu karena tak semua trotoar di sepanjang jalan itu memiliki lebar yang sama.

"Dari awal kami tidak menentang ide itu, karena sebenarnya pada malam tahun baru lalu juga pernah ada. Tapi penempatannya di beberapa titik trotoar seperti di Jl Thamrin yang sempit malah mengganggu pejalan kaki, dan tentunya juga para penyandang disabilitas karena pada akhirnya trotoar tidak bisa diakses," kata Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (31/5).

Seingatnya, beberapa waktu lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengajak penyandang disabilitas berjalan menyusuri trotoar mulai dari halte bus Sarinah di Thamrin sampai Perpustakaan Nasional. Saat itu, Anies mengakui sejumlah fasilitas di Jakarta belum ramah disabilitas.

Berkaca dari keluhan Anies tersebut, lanjut Alferd, hendaknya kemudian menjadi pelajaran dalam menata trotoar di Jakarta. Jangan hanya estetika jadi mengabaikan kebutuhan publik dalam mengakses trotoar.

"Jangan latah kebut revitalisasi karena ada Asian Games," katanya.

Dia makin bingung dengan ide penggunaan pohon imitasi ditambahkan lampu-lampu. Jika ingin membuat pohon-pohon bercahaya di sepanjang jalur itu, kenapa tidak memasangkan saja lampu-lampu pada pohon asli yang sudah ada.

"Kenapa coba pohon yang sudah ada ditata sedemikian rupa, kemudian diberi lampu. Yang jadi perdebatan juga, kenapa pohon palsu, dulu ada pohon asli malah ditebangi," jelasnya.

Sebenarnya, katanya, masalah itu bisa diakali jika memang bagian dari penataan. Seperti meletakkan pohon palsu pada trotoar yang luasnya lebih lebar dan tidak di tengah-tengah yang mengganggu pejalan kaki.

"Kalau yang kemarin kita foto itu kan memang diletakkan di trotoar yang luasnya nggak sampai 1 meter, dan di tempatkan di tengah-tengah, jadinya susah lewat. Akhirnya pejalan kaki malah menghindar. Kita nilai ini gangguan serius," tegas dia.

"Dan alangkah lebih baik lagi, pohon-pohon itu ditempatkan di fasilitas publik lainnya yang tidak mengganggu," sambung dia.

Hal aneh yang menjadi perhatian, respons Pemprov DKI ketika ide penempatan pohon palsu itu menjadi ramai dikritik.

"Harusnya kalau merasa benar berikan saja argumentasi, akan dicabut dan dipindahkan ke tempat yang lebih lapang yang gak mengganggu pejalan kaki. Ini kan langsung dicabut, justru menggiring opini aneh di masyarakat seakan-akan ini cuma proyek-proyekan yang begitu ramai dikritisi langsung dicabut. Apalagi katanya program ini dananya sampai miliaran," jelas dia. [lia]

Let's block ads! (Why?)

https://www.merdeka.com/jakarta/polemik-pohon-palsu-di-trotoar-mh-thamrin-yang-mengganggu.html

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

This North Texas city has asked large trucks to avoid its quaint downtown. They come anyway - Yahoo News

ragamnyakabar.blogspot.com Glen Rose’s downtown — lined with boutiques, antique shops, bookstores and cafes in early 20th century building...

Postingan Populer