Rechercher dans ce blog

Tuesday, May 22, 2018

Kisah adik Amrozi yang kini gencar ceramah bahaya terorisme

Merdeka.com - Ali Fauzi Manzi, mantan teroris adik kandung dari teroris Amrozi dan Ali Imron menyampaikan ceramah tentang bahaya terorisme di hadapan 1.853 prajurit TNI, Selasa, (22/5). Ceramah berlangsung di masjid Hasanuddin, Makodam XIV/Hasanuddin.

BERITA TERKAIT

Mantan kepala instruktur perakit bom Jamaah Islamiyah (JI) ini mengawali ceramahnya usai salat zuhur berjamaah dengan minta maaf.

"Saya minta maaf dengan kejadian-kejadian bom beberapa tahun silam yang saya lakukan bersama saudara-saudara saya, sahabat-sahabat saya dan murid-murid saya," kata perakit bom adik dari para pelaku bom di Legian, Bali tahun 2002 lalu ini.

Ali Fauzi Manzi yang pernah ke Mindanao Filipina mendirikan camp pelatihan militer ini kemudian mengisahkan bagaimana dia mulai mengenal bom di usia 18 tahun dan bergabung bersama saudara-saudaranya hingga menyadari jalannya itu salah dan kini kembali ke ajaran agama Islam yang penuh degan kedamaian.

Dia juga menjelaskan tren teror bom di Indonesia mulai dengan teror bom yang terkenal dengan istilah bom mobil, bom pipa, bon rompi, bom panci, hingga bom keluarga yang dipilih oleh keluarga Dita di Surabaya baru-baru ini.

"Saya sudah beberapa kali ceramah di depan prajurit TNI tapi terbesar di tempat ini. Saya cukup bangga bisa bersinergi dengan kawan-kawan TNI," ujarnya kepada wartawan didampingi Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Pangdam XIV/Hasanuddin sesaat sebelum meninggalkan masjid Hasanuddin.

Dulu, cerita dia, bermusuhan dengan TNI dan Polri namun sekarang sangat akrab seperti saudara. Dia lantas berterima kasih diberi forum untuk mensosialisasikan tentang bahaya terorisme.

"Dulu kami didoktrin oleh senior-senior bahwa TNI dan Polri itu bagian dari thogut yang bahasa kasarnya syaitan. Tetapi setelah saya lihat fakta-fakta di lapangan, sungguh jauh panggang dari api. Mereka (TNI-Polri) baik sekali, ramah, salatnya mungkin lebih khusyu'. Banyak saya temukan anggota TNI, Polri jauh lebih baik dari saya secara pribadi," kata Ali Fauzi Manzi.

Dia berterima kasih kepada Mayjen TNI Agus Surya Bakti yang punya andil merubah hidupnya. Karena setelah bertemu jenderal dua bintang itu, perubahan besar terjadi pada dirinya. Dia kemudian meninggalkan paham-paham terorisme dan kini menjadi bagian dari gerakan melawan terorisme.

Target terbesar dalam hidupnya kini, kata Ali, adalah terus mengkampanyekan perdamaian di nusantara dengan lingkar perdamaian bersama sahabat-sahabat lainnya. Terus mengupayakan jangan lagi ada tindak pidana terorisme dan membumikan perdamaian di bumi nusantara.

Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengungkap, memang di tahun 2012 lalu saat masih menjabat Deputi Pencegahan di BNPT salah satu tugasnya adalah meluruskan kembali hidup mereka yang tersesat dalam dunia terorisme.

"Tidak hanya beliau (Ali Fauzi Manzi) tapi banyak hanya saja tidak bisa kami jelaskan semua karena akan membahayakan mereka. Tapi itulah yang dilakukan BNPT yang tidak terekspos. Ini saja saya ungkap karena beliau sendiri yang mengaku," kata Mayjen TNI Agus Surya Bakti.

Agus bercerita setelah para teroris ditangkap polisi, maka tugas BNPT adalah melakukan pendekatan dengan menjelaskan tentang hidup berbangsa, bernegara. Sekaligus mengajarkan bagaimana agama Islam mengajarkan tentang kedamaian.

"Mereka yang berani tampil kami bawa keliling Indonesia, menceritakan pengalamannya, beri testimoni kepada masyarakat tentang bahayanya terorisme," ujar Agus Surya Bakti. [rzk]

Let's block ads! (Why?)

https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-adik-amrozi-yang-kini-gencar-ceramah-bahaya-terorisme.html

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

This North Texas city has asked large trucks to avoid its quaint downtown. They come anyway - Yahoo News

ragamnyakabar.blogspot.com Glen Rose’s downtown — lined with boutiques, antique shops, bookstores and cafes in early 20th century building...

Postingan Populer