Merdeka.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Erwin Rijanto mengatakan perekonomian tanah air saat ini tengah menghadapi tantangan berupa dilema antara pengelolaan stabilitas dan pertumbuhan. Untuk itu, Indonesia harus menaruh perhatian utama untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan dampak terhadap perekonomian.
BERITA TERKAIT
"Meski demikian kita tetap mencermati pemulihan pertumbuhan ekonomi yang masih berjalan lambat serta risiko yang masih tinggi," kata Erwin di Gedung BI, Jumat (18/5).
Erwin melanjutkan, belum pulihnya perekonomian domestik tersebut sejalan dengan prosiklikalitas (interaksi antara sistem keuangan dan ekonomi riil yang saling menguatkan) pertumbuhan kredit.
"Meskipun demikian perlambatan laju pertumbuhan saat ini mulai diimbangi dengan pertumbuhan pembiayaan non perbankan, kami berharap kondisi ini mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Selanjutnya, risiko lain yang perlu diantisipasi adalah terkait dampak lanjutan terhadap pelemahan nilai tukar karena dapat berdampak kontraktif terhadap perekonomian.
"Dari satu sisi pelemahan nilai tukar dapat meningkatkan ekspor dan memperbaiki struktur neraca perdagangan. Namun demikian kita perlu perhatikan dampaknya terhadap kerentanan korporasi yang pada gilirannya dapat berdampak pada kerentanan pada sistem keuangan."
Hasil perhitungan BI menunjukkan kondisi korporasi dan rumah tangga masih solid untuk menghadapi perubahan di nilai tukar dan penyebab penyesuaian policy rate.
"Meskipun demikian perlu kita cermati bahwa kondisi korporasi saat ini masih dalam tahap konsolidasi sejalan dengan menurunnya pertumbuhan laba di beberapa sektor. Sementara pada rumah tangga perlu kita cermati bahwa daya tahan rumah tangga adalah selama 17 bulan, apabila kehilangan pendapatan utamanya." [azz]
https://www.merdeka.com/uang/bi-beberkan-tantangan-ri-dalam-menekan-pelemahan-rupiah.html
No comments:
Post a Comment