Merdeka.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno merombak jajaran direksi PT Pertamina (Persero). Salah satu yang dicopot yakni Elia Massa Manik dari posisi direktur utama.
BERITA TERKAIT
Pengamat sektor energi, Marwan Batubara menilai pencopotan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik tidak tepat. "Harus ada penjelasan yang logis dari Pemerintah. Saya kira pencopotan tidak tepat karena Elia saya nilai justru membela kepentingan korporasi agar tidak merugi," kata Marwan seperti ditulis Antara.
Marwan yang juga menjabat Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) menjelaskan pencopotan Dirut PT Pertamina berbau politis karena beban untuk tidak menaikkan harga BBM.
"Kalau tidak boleh naik harga BBM harusnya anggaran untuk subsidi juga ditambahkan karena Pertamina juga kesulitan dalam membangun kilang, anggarannya tertahan untuk menutup subsidi BBM," katanya.
Selanjutnya, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai, pemerintah hanya mencari-cari alasan dalam pencopotan tersebut. Alasan pemerintah mencopot Elia Massa karena masalah Premium dan tumpahan minyak dinilai hanya akal-akalan Menteri Rini.
"BBM Premium sendiri kan sudah tidak disubsidi. Tapi memang dibutuhkan masyarakat. Jadi agak sensitif kalau BBM ini hilang," ujar Mamit.
Mamit juga berpendapat bahwa perombakan direksi Pertamina lebih kental unsur politis pemerintah. Pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN yang dipimpin Rini Soemarno dinilai tengah melakukan pencitraan dengan mencopot direksi Pertamina karena masalah BBM.
"Ini lebih ke unsur politis saja jelang Pilpres 2019. Karena pemerintah harus menyiapkan BBM Premium sebagai alat pencitraan mereka," tegasnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan sosok Elia Massa masih layak pimpin perusahaan migas nasional itu. Sebab, Elia Massa sangat vokal jika terjadi masalah-masalah di sektor migas, terutama BBM Premium dan tumpahan minyak di Balikpapan.
"Dia (Elia) dan Iskandar (Direktur Pemasaran) menjadi orang yang vokal terhadap masalah-masalah ini. Direksi BUMN sekarang lebih ada unsur kedekatan dengan Menteri Rini, istilahnya kawan Menteri Rini," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Rini resmi mencopot Elia Massa Manik dari Direktur Utama Pertamina. Pertamina menjadikan Nicke Widyawati sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina yang merangkap sebagai Direktur SDM hingga penetapan Dirut definitif.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno menuturkan, sejatinya beberapa pertimbangan yang menjadi alasan perubahan direksi antara lain adalah karena rangkaian masalah yang menimpa perusahaan beberapa waktu terakhir seperti insiden kilang minyak di Balikpapan, harga BBM, kelangkaan premium serta pembentukan holding BUMN.
"Landasannya SK 39, kita sudah siap holding migas sudah jalan. Lalu dilakukan kajian-kajian komprehensif. Yang paling penting adalah meningkatkan pelayananan kepada masyarakat. Selain itu dewan komisaris melaporkan kondisi terkini kebetulan ada kejadian di Balikpapan, Premium, Pertalite, RDEP yang diharap sudah selesai. Dengan (perombakan) ini diharap bisa segera selesai," kata Harry di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/4). [idr]
https://www.merdeka.com/uang/langkah-menteri-rini-copot-elia-dari-bos-pertamina-tak-tepat-ini-sebabnya.html
No comments:
Post a Comment